Opini

Selasa 27 Nopember 2018 | 09:55 WIB

Laporan: Gigih Febriani

Cintailah Produk Indonesia

Gigih, Mahasiswi Program Studi Manajemen FEB Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

Negara Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber dayanya, Indonesia memiliki banyak sekali penghasilan yang bersal dari perut buminya. Tetapi mengapa indonesia memilih untuk mengirim sumber daya atau bahan baku tersebut ke negara lain?. Atau dengan kata lain Indonesia mengekspor bahan baku tersebut ke negara lain, untuk mereka proses menjadi barang jadi pakai. Seharusnya masyarakat Indonesia bisa lebih kreatif dan inovatif untuk menghadapi persaingan ketat dimasa kini dan masa depan.

Memang langkah Indonesia untuk mengekspor hasil buminya adalah salah satu solusi terbaik, karena banyak dampak positif yang Indonesia peroleh seperti salah satunya dapat meningkatkan devisa negara, karena ini adalah salah satu penghasilan terpenting  negara. Akan tetapi ekspor yang dilakukan Indonesia tidak seimbang dengan adanya impor dari negara lain. Impor yang diterima oleh Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan nilai ekspor yang dilakukan indonesia. Kegiatan ekspor dan impor juga disebut sebagai pergadangan internasional.

Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. (Sukirno,2004) Kesepakan bersama tersebutlah yang menentukan keefektifan kegiatan impor ekspor antar negara. Dengan adanya perdagangan internasional ini negara yang bekerjasama dapat mempererat hubungan mereka atau mereka juga dapat menguntungkan satu sama lain. Jika hubungan mereka selalu bertambah baik dan erat mereka akan terus melakukan kerjasama untuk mencapai hajat negara mereka masing-masing.

Untuk saat ini Indonesia tidak percaya diri akan dirinya, saat ini masyarakat Indonesia cenderung memiliki sifat konsumtif yang hanya bisa membelanjakan uang mereka untuk membeli barang dengan merk-merk  terkenal dari luar negeri yang tentunya lebih mahal. Miris sekali melihat cara pandang masyarakat Indonesia yang berlaku sebagai konsumen saja tanpa mencari solusi untuk mendukung perkembangan ekonomi negaranya sendiri. Padahal banyak sekali produk dalam negeri yang masih layak dipuji kualitasnya, dan menjadi salah satu andalan terbaik Indonesia yaitu salah satunya adalah batik Indonesia.

Walaupun memang impor produk dari luar negeri sangat memuaskan, tetapi ketika lebih banyak permintaan akan produk impor tersebut maka produk yang dihasilkan oleh anak bangsa akan selalu diabaikan di negaranya sendiri. Konsumen juga harus menyeimbangi dan terus menghargai produk buatan negaranya sendiri, itulah yang akan lebih membuat produk Indonesia terkenal. Jangan hanya jadi konsumen yang hanya ingin menggunakan barang bermerk dari luar negeri dan ingin selalu terlihat keren dan tampil sangat nyentrik dengan produk buatan luar negeri.

Banyaknya impor yang membuat produk Indonesia sendiri semakin jelek kualitasnya dimata masyarakat Indonesia. Mereka semakin susah untuk menghargai produk buatan Indonesia sendiri yang kalah saing dengan produk impor, itulah salah satu dampak negatif dari impor. Jika kita saja tidak pernah mempromosikan produk hasil dari negeri kita sendiri, bagaimana bisa mereka percaya dengan produk kita? Dan juga ketika kita hanya bisa menjadi konsumen, anak rakyat Indonesia yang bertalenta dan hebat tidak bisa punya kesempatan untuk berkarya menyalurkan ide-ide brillian mereka. Bukan tidak bisa menyalurkan bakat mereka, tapi mereka akan mudah pesimis, karena tidak dihargai. Di era ini tidak bisa dipungkiri bahwa Indonesia tidak bisa lepas dari produk impor.

Sedangkan saat ini seluruh kegiatan perdagangan yang dilakukan menggunakan valuta asing, dimana mata uang dolar Amerika yang semakin lama semakin merajalela. Nilai mata uang dolar semakin lama semakin meningkat, bahkan kita tidak akan pernah tau kapan USD ini akan turun kembali. Dan nilai rupiah pun semakin melemah, karena naiknya dollar tersebut. Pasalnya, stabilitas rupiah saat ini masih sangat berpengaruh pada daya saing industri domestik atau kegiatan ekspor.(KOMPAS.com)

Eksposur industri domestik terhadap pinjaman luar negeri masih cukup tinggi, meskipun pada tahun ini utang jangka pendek tumbuh negatif. Hal ini sejalan dengan perlambatan ekonomi domestik.(KOMPAS.com) Hutang indonesia yang sangat banyakpun akan menumpuk karena menggunakan valuta asing yaitu USD yang semakin besar nilainya. Salah satu cara untuk menyeimbangkan nilai tukar saat ini di negara berkembang adalah dengan cara memperkuat kebijakan moneter yang dimiliki oleh masing-masing negara tersebut, atau mempebaiki dan mengembangi kebijakan moneter menjadi lebih baik lagi.

Banyaknya masalah yang terjadi dengan adanya kegiatan ekspor impor ini sehingga pemerintah dituntut untuk melakukan kebijakan yang benar dan tepat sasaran. Tidak boleh gegabah dalam memutuskan suatu kebjakan yang akan disepakati dengan negara-negara lainnya. Seharusya pemerintah membuat keringan peraturan bagi barang – barang ekspor dan impor agar kegiatan tersebut lancar dan bisa selalu berjalan sesuai dengan apa yang kita rencanakan.

Bukan hanya pemerintah saja yang harus mengatasi masalah ini, akan tetapi peran masyarakat juga harus turut andil dalam memperbaiki ekonomi negaranya sendiri. Mereka harus sadar akan kompetensi mereka, mereka harus selalu percaya diri untuk mencapai target masa depan negaranya menjadi negara berkembang yang memiliki historis ekonomi yang berkembang menjadi jauh lebih baik dari sebelumnya. Sehingga negara kita ini tidak lagi disebut sebagai negara yang tertinggal, karena Indonesia juga memiliki keindahan yang mereka tidak pernah ketahui sebelumnya, yaitu muda-mudi Indonesia yang hebat, kompeten dan memiliki rasa cinta tanah air.

Apabila Indonesia ingin mendapat sisi positif dalam perdagangan Indonesia maka Indonesia harus mampu melakukan kegiatan ekspor yang lebih banyak dibandingkan dengan kegiatan impor. Jika impor semakin merajalela maka kita hanya bisa memakai tanpa bisa mempelajari bagaimana proses produk tersebut bisa menjadi kualitas yang bagus. Produk Indonesia harus kita jadikan unggul, karena memang banyak produk Indonesia yang kualitasnya tidak sebagus produk luar, tetapi ayolah kita tunjukan kalau Indonesia bisa menjadikan produknya dengan nilai jual yang tinggi dan banyak peminat dari dalam maupun luar negeri.

Penulis adalah Gigih Febriani, Mahasiswi Program Studi Manajemen FEB Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

TAG BERITA

Comment