Kampus

Senin 11 Mei 2020 | 09:37 WIB

Laporan: Yuni Astuti dan Meitiyani

Bank Sampah: Pilah Sampah Plastik Di Tengah Pandemi Covid-19

Sosialisasi Bank Sampah Pada Warga Rt.04 Rw.02 Desa Cigarogol

Penyebaran wabah Covid-19 yang sangat cepat mengharuskan pemerintah mengambil langkah persuasif berupa pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa wilayah. Beberapa sektor industri merumahkan karyawannya, bahkan instansi pendidikan pun memutuskan proses pembelajaran dilakukan di rumah. Apa yang bisa dilakukan di rumah selama PSBB? Pilah sampah mungkin sebagai salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengisi waktu luang di masa pandemi Covid-19 ini.

Plastik banyak dimanfaatkan warga karena sifatnya yang sulit rusak. Tapi tahukah Anda bahwa sampah plastik merupakan sampah an organik yang sulit diurai di alam. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengurai sampah plastik? Dayana (2019) menjelaskan butuh waktu 10-1000 tahun untuk dapat menguraikan sampah plastik, termasuk botol plastik (450 tahun). Apa nih yang dapat kita lakukan untuk mengurangi sampah plastik di alam? Kelola sampah mulai dari rumah kita sendiri. Ada inovasi baru loh untuk mendaur ulang sampah plastik, seperti yang dilakukan oleh warga Rt.04 Rw.02 Desa Cigarogol, Mekar Sari, Jawa Barat. Berawal dari menumpuknya sampah plastik jenis kresek yang kurang dikelola dengan baik karena bernilai jual yang rendah dibanding plastik bekas botol minuman dan belum terorganisirnya pengumpulan sampah rumah tangga di lingkungan masyarakat desa Cigarogol, Meitiyani, dosen Prodi Pendidikan Biologi UHAMKA mulai menginisiasi pengelolaan sampah plastik melalui kegiatan pengumpulan sampah plastik dari masyarakat di desa Cigarogol. Kegiatan ini juga diisi dengan sosialisasi pengelolaan sampah pada bulan Februari 2020 yang menghadirkan Gus Sholihin seorang pemerhati lingkungan yang telah sukses mengelola bank sampah di wilayah Koja dan pemrakarsa pengolahan sampah plastik menjadi paving blok. Gus Sholihin membuka wawasan warga Rt.04 Rw.02 Desa Cigarogol tentang pemilahan sampah plastik menjadi beberapa kelompok, yaitu gelas air mineral, botol air mineral, dan kantung kresek, kemudian memberi pelatihan cara pembuatan paving blok dengan memanfaatkan limbah plastik kresek dan botol/gelas mineral.

Setelah diberi pelatihan pengelolaan sampah plastik, warga desa Cigarogol merasakan adanya pengurangan jumlah sampah plastik terutama kantung kresek di area pemukiman warga. Warga menyerahkan sampah rumah tangganya kepada petugas pengumpul sampah yang dikelola oleh pemuda Karang Taruna. Adul, salah satu warga desa Cigarogol menuturkan sistem pengelolaan sampah sementara ini masih dilakukan dengan cara pemilahan sampah organik dengan botol dan gelas plastik yang layak jual yang semuanya dilakukan oleh pemuda Karang Taruna Desa Cigarogol. Rencana ke depan setelah era pandemi Covid, kegiatan akan menjadi lebih efektif dengan akan dibentuknya bank sampah dan rencana pendaur-ulangan kantung kresek dan botol plastik bekas menjadi paving blok. Saat ini alat pencetak sampah plastik menjadi paving blok sedang dalam tahap pemesanan. Dengan pelaksanaan PSBB saat ini, warga lebih intens untuk membersihkan lingkungannya dari sampah organik dan anorganik dan aktivitas relawan sampah dalam pemilahan jenis sampah-sampah organik masih terus berjalan. Warga pun merasakan lingkungan menjadi lebih bersih sehingga dapat mencegah penyebaran virus corona.

Comment