Opini
Rabu 01 Juli 2020 | 19:28 WIB
Laporan: Exsa Kristian Saputra
Hidup Hanya Satu Kali Namun Kesempatan Tidak Hanya Satu Kali

Berbicara mengenai kesempatan kedua, saya adalah salah satu manusia yang percaya dengan kesempatan kedua yang diberikan oleh Tuhan. Karena dalam perjalanannya kesempatan kedua begitu melekat dengan kehidupan nyata saya yang pada akhirnya gejolak spiritual saya tergali dan menuntun saya untuk percaya akan adanya kesempatan kedua. Sering kali saya menemui banyak contoh kasus disekeliling saya yang kurang percaya dengan hal ini. Hal demikian membuat sebagian orang yang tidak begitu percaya akan hal itu menjadikan persentase keputus asaan dalam hidupnya meningkat. Karena mereka berfikir bahwa hanya ada satu kesempatan dalam hidupnya, jika gagal yasudah selesai semuanya. Padahal tidak demikian, kegagalan justru perlu kita jadikan motivasi untuk mencapai keberhasilan. Tentunya Tuhan tidak akan diam dengan mahkluknya yang terus berusaha tanpa mengenal putus asa.
Pada tahun 2013 silam saya sempat mengenyam pendidikan Strata Satu di salah satu perguruan tinggi swasta di kota Tangerang Selatan. Saya sangat senang karena bisa melanjutkan pendidikan akademis saya, karena tidak semua orang mendapatkan kesempatan ini karena banyak faktor yang mempengaruhinya. Dua semester awal saya lewati dengan aman, semuanya baik-baik saja tanpa ada rintangan yang mencoba mengganjal perjalanan saya ketika kuliah. Namun saya harus sadar bahwa hidup pasti akan menemui rintangan atau semacamnya yang menjadikan kehidupan lebih berwarna menurut saya. Hal itu terjadi pada semester berikutnya, tepatnya di semester ke tiga saya menemui kendala. Pada akhirnya saya harus mundur dari kampus tempat saya menimba ilmu tersebut. Selama tiga tahun saya berusaha bangkit secara kematangan fikiran maupun dari sisi finansial untuk bisa melanjutkan kembali pendidikan saya yang sempat tertunda.
Tepat di tahun 2016 saya menemukan salah satu perguruan tinggi swasta berikutnya yang memikat hati saya untuk masuk kedalamnya dan menjadi salah satu mahasiswanya. Saya sangat beruntung karena saya masih diberikan kesempatan kedua untuk bisa melanjutkan pendidikan akademis saya. Ini nyata terjadi dalam kehidupan saya, sampai hari ini saya tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan kedua yang sudah diberikan Tuhan kepada saya. Karena ini sesuatu yang sangat prestisius bagi saya. Demikian adalah salah satu contoh nyata dari apa yang disebut dengan kesempatan kedua. Ini pemberian Tuhan bagi siapa saja yang mau terus berusaha tanpa mengenal putus asa. Jelas dalam hal ini setiap manusia bisa saja mendapatkan kesempatan kedua dalam setiap perjalanan hidupnya.
Untuk lebih meyakinkan tentang hal ini saya memberikan contoh nyata berikutnya mengenai kesempatan kedua yang Tuhan berikan kepada saya. Saya mencoba flashback ketika saya baru lulus Sekolah Menengah Atas ata SMA disalah satu sekolah milik pemerintah di daerah tempat tinggal saya. Dari kecil saya menyukai hal-hal yang berbau seni, sastra, dan sejenisnya yang pada akhirnya menuntun saya memiliki keinginan untuk melanjutkan pendidikan broadcasting di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta. Namun diawal saya sudah menemui kendala untuk bisa melanjutkan kuliah broadcasting ini, sudah lumrah memang kendalanya yakni masalah finansial. Karena saya terbilang kurang mampu yang bisa sekolah sampai tingkat SMA saja sudah sangat bersyukur. Hal demikian tentunya tidak menjadikan saya menjadi seorang yang sudah tidak percaya lagi dengan kesempatan kedua. Tentu tidak, saya masih sangat mempercayainya dan menunggu Tuhan memberikannya kepada saya.
Selang beberapa tahun tepatnya di tahun 2019 saya mendapat kesempatan untuk terjun langsung kedalam dunia broadcasting. Ini terjadi sangat diluar dugaan saya, sebab saya tidak pernah sedikitpun mengenyam pendidikan broadcasting, tapi pada kenyataannya saya mendapatkan kesempatan itu. Ini sangat luar biasa bagi saya, tentu tanpa fikir panjang saya pun mengiyakan kesempatan ini. Saya mendapatkan kesempatan untuk menjadi seorang penyiar radio disalah satu radio streaming di kota Bogor. Hal yang mustahil bagi saya, namun saya begitu bersemangat untuk mencobanya. Ternyata saya gagal dikesempatan pertama saya untuk menngenyam pendidikan Broadcasting namun Tuhan kembali memberikan saya kesempatan kedua untuk terjun langsung ke dunia Broadcasting tanpa terlebih dahulu mengenyam pendidikan. Ini benar-benar terjadi dikehidupan nyata saya.
Dua contoh nyata dari pengalaman saya tadi membuat saya menjadi manusia yang sangat percaya dengan kesempatan kedua, tentunya kesempatan kedua ini bukan Cuma-Cuma didapatkan, melainkan harus melalui proses terlebih dahulu. Apa itu prosesnya? Ya tentu bagaimana kita berusaha terus menerus tanpa kenal putus asa, disertai doa yang menjadi penyambung antara usaha yang kita lakukan dengan pemberian dari Tuhan yang begitu luar biasa yang dinamakan kesempatan kedua. Suatu kegagalan tidak pantas melahirkan keputus asaan, semestinya kegagalan menjadi pelecut suatu keberhasilan dikemudian hari. Bagi saya hidup memang hanya satu kali tapi kesempatan dari Tuhan tidak hanya satu kali, terus berusaha untuk kehidupan yang lebih baik.
Penulis adalah Mahasiswa ITB Ahmad Dahlan Jakarta
Comment