Opini
Sabtu 24 April 2021 | 09:09 WIB
Laporan: Abdul
Mengatasi Perubahan Iklim dengan Artificial Intelligence

Oleh:
Ahmad Fauzan Syahalam (Mahasiswa Teknik Informatika UNPAM)
Kenaikan suhu dalam 5 tahun kedepan diprediksi melonjak hingga 1,5℃. Prediksi ini diungkapkan oleh Organisasi Metreologi Dunia (WMO). Maka dari itu Berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan iklim harus segera dihentikan terutama yang disebabkan oleh manusia seperti penebangan liar, penggunan bahan bakar fosil, gas metana dan penggunaan Cloro Flour Carbon (CFC). Dampak dari perubahan iklim ini sangat terasa pada kehidupan masyarakat, seperti dibawah ini:
1. Air, Kenaikannya suhu bumi mengakibatkan kadar klorin pada air bersih, sehingga kualitas air menurun. Kenaikan suhu juga mengakibatkan penguapan atau evaporasi menjadi semakin cepat sehingga sumber air bersih berkurang.
2. Pertanian, Terjadinya kenaikan suhu bumi dapat membuat kualitas dan kuantitas air menurun secara tidak langsung berdampak pada sektor pertanian, perubahan iklim juga menyebabkan perubahan masa tanam dan muncul hama pada tanaman yang sebelumnya tidak ada.
3. Kesehatan, Menipis lapisan ozon dapat menyebabkan intensitas sinar ultra violet meningkat yang dapat membuat kerentanan terkena penyakit seperti kanker kulir dan juga katarak. Penyakit seperti demam berdarah, malaria dan kolera juga dapat meningkat akibat kenaikan curah hujan.
Teknologi Artificial Intelligence sedang gencar-gencarnya digunakan saat ini, kehebatanya yang dapat melakukan analisa pada data yang besar dan mempelajarinya seperti hal-nya manusia lakukan. Bukan hal yang tidak mungkin jika teknologi ini bisa dimanfaatkan menghadapi persoalan perubahan iklim yang terjadi. Berikut project artificial intelligence yang bisa di implementasikan untuk atasi masalah perubahan iklim:
1. Monitoring hutan, Indonesia memiliki 94,1 juta ha atau 50,1% dari total daratan, data ini berdasarkan hasil pemantauan hutan Indonesia Tahun 2019 oleh Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan (PKTL) KLHK, banyaknya penebangan liar dan kebakaran hutan akibat ulah manusia, mengakibatkan berkuranganya penyerapan emisi karbon. Lantas bagaimana agar penebangan liar dan kebakaran hutan bisa berkurang?, dengan menggunakan Artificial Intelligence kita dapat memonitoring hutan, seperti melakukan video recognition, image recognition dan merekam segala aktivitas yang ada dihutan kemudian data rekaman tersebut bisa dilakukan analisa melihat adanya kejanggalan atau tidak pada data tersebut .
2. Meningkatkan efisiensi energi, Pada saat ini kita sangat bergantung pada energi fosil walaupun energi terbarukan sudah ada, tetapi untuk beralih dari energi fosil ke energi terbarukan tidak mudah ada banyak kendala seperti biaya masih mahal, energi yang didapatkan masih kecil dan suplai energi terbarukan yang belum stabil. Salah satu untuk mengurangi pengguanaan energi fosil adalah dengan meningkat efisensi energi. Dengan Artificial Intelligence kita dapat menemukan cara-cara yang lebih efisien dalam penggunaan energi.
3. Makanan Nabati Produksi pangan merupakan penyumbang emisi Gas Rumah Kaca (GRK), untuk mengatasinya kita bisa menggunakan Artificial Intelligence untuk mengembangkan makanan baru yang lebih sedikit menghasilkan emisi GRK.
*) Segala isi tulisan yang dikirim oleh penulis sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.
Comment