Opini

Jumat 02 Juli 2021 | 20:41 WIB

Laporan: Sindy Savitriliani

DAMPAK NEGATIF BROKEN HOME

Sindy Savitriliani, Mahasiswi S1 Akuntansi Universitas Pamulang

Apa itu Broken Home?

Broken Home adalah retaknya keluarga karena salah satu orangtua yang gagal menjalankan peran yang terkadang menyebabkan Perceraian, Meninggalkan rumah, atau meninggal.

Kondisi saat keluarga mengalami perpecahan dan terputusnya struktur peran anggota keluarga yang gagal menjalankan kewajiban dari peran mereka. Broken home juga dapat dilihat dari dua aspek, yaitu broken home karena struktur keluarga tidak utuh dikarenakan perceraian atau salah satu orangtua meninggal dunia, ada juga kondisi di mana orang tua tidak bercerai, tapi struktur keluarga tidak utuh karena salah satu orangtua meninggalkan rumah atau tidak memberi kasih sayang lagi dengan anak dan pasangannya. Contohnya, kedua orangtua sering bertengkar sehingga struktur keluarga tersebut tidak sehat lagi secara psikologis. Keluarga yang mengalami broken home dapat ditandai dengan ciri-ciri seperti kedua orangtua bercerai atau berpisah, hubungan kedua orangtua sudah tidak baik lagi, dan orangtua tidak memberi kasih sayang dan perhatian pada anak.

Lalu apa dampak dari broken home tersebut pada anak?. Setiap suatu keadaan pasti akan menimbulkan dampak bagi pelaku begitu juga pada lingkungan sekitar terutama orang terdekat. Dempak tersebut antara lain:

1.  Mengalami kesedihan yang berlanjut

2.  Menyalahkan dirinya sendiri sebagi penyebab perpisahan

3.  Menjadi lebih posesif

4.  Sulit percaya dengan orang lain

5.  Hilangnya rasa kasih sayang

Bagaimana cara mencegahnya?

Mungkin dengan cara menghindari atau memperlihatkan keributan didepan anak. Ajarkan juga anak untuk berfikiran positif, jangan biarkan anak menyalahkan dirinya sendiri. Usahakan untuk para orangtua sedikit meluangkan waktu seperti berlibur kesuatu tempat rekreasi atau bisa juga meluangkan waktu untuk mendengarkan curahan hati anak. Hal yang paling utama adalah menjaga keharmonisan keluarga, jangan sampai jiwa anak terganggu.

Untuk mempertahankan hubungan keluarga yang harmonis memang tidak mudah. Namun, kita perlu menjaganya jangan sampai perpecahan keluarga terjadi yang akan merusak kesehatan mentalnya.

*) Semua isi tulisan tanggung jawab penulis

*) Penulis adalah Mahasiswi S1 Akuntansi-Universitas Pamulang

Comment