Opini

Senin 16 Juli 2018 | 10:30 WIB

Laporan: Achmad Abimubarok

Aplikasi Berbasis Cloud Bagi Pembelajaran Online di Sekolah

Achmad Abimubarok Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana UHAMKA

Konsep pembelajaran di Indonesia masih terpaku pada pertemuan tatap muka di kelas. Guru dan siswa harus hadir di kelas untuk mempelajari materi. Tapi bagaimana dengan siswa yang tidak bisa hadir? Mungkin karena sakit atau ada kegiatan lain. Di lain kondisi, guru mungkin tidak bisa mengajar. Apakah konsep tatap muka seperti ini harus terus dipertahankan? Pada era digital ini, konsep ini perlu diperluas lagi cakupannya. Tatap muka masih bisa berlangsung namun dalam waktu dan tempat yang bisa disesuaikan. Guru yang tidak bisa mengajar karena ada kegiatan di luar, bisa memberikan tugas yang bisa dikontrol pengerjaannya sehingga penilaian lebih objektif. Siswa yang tidak masuk pun bisa mempelajari materi yang situasinya sama persis seperti di kelas. Masyarakat Indonesia tidak boleh lagi takut dengan kemajuan era teknologi digital sehingga menjadi penghambat laju perkembangan pendidikan. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa siswa-siswa Indonesia sudah mampu menggunakan ponsel pintar (smartphone). Bahkan, ponsel pintar ini sudah menjadi kebutuhan sehari-hari untuk eksistensi diri dan mencari informasi. Tentunya, hal ini bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Oleh karena itu, konsep pembelajaran (online) menjadi salah satu tantangan untuk pendidikan di Indonesia, khususnya bagaimana penerapannya di sekolah. Penerapan pembelajaran online di sekolah dapat menggunakan aplikasi berbasis cloud. Aplikasi berbasis cloud mungkin masih samar terdengar. Tetapi keberadaannya di era digital sebenarnya telah terasa di tengah masyarakat seperti penggunaan e-mail dan juga media sosial. Dalam penggunaannya untuk pembelajaran online, aplikasi ini mengizinkan para pengguna (guru dan siswa) untuk menjalankan program tanpa instalasi dan mengakses data pribadi melalui komputer dengan akses internet, seperti aplikasi Coursera, Udacity, dan edX. Intinya, aplikasi ini merupakan sebuah teknologi yang menjadikan internet sebagai pusat server untuk mengelola data dan juga aplikasi pengguna. Tiap sekolah di Indonesia mesti siap dan mampu untuk membuat aplikasi berbasis cloud agar pembelajaran online bisa berlangsung. Fitur-fitur aplikasi yang harus diperhatikan antara lain: Platform Aplikasi yang Dirancang Khusus Aplikasi ini memungkinkan masuknya siswa dengan jumlah yang besar. Maksudnya, jika aplikasi ini banyak diakses oleh siswa, tidak down atau lemah akses. Kemudian, aplikasi ini menyediakan fasilitas untuk menyimpan dan menyiarkan secara langsung (streaming) berdasarkan permintaan materi digital, dan mengotomatiskan prosedur penilaian dan pelacakan kinerja siswa. Video Belajar Aplikasi ini mesti berisi video-video yang tentang pelajaran-pelajaran yang bisa ditonton berulang-ulang. Sehingga, siswa bisa terus mempelajari materi kapanpun dan di manapun. Kemudian, perlu adanya siaran langsung (streaming) saat pembelajaran di kelas berlangsung. Jadi, siswa yang tidak hadir di kelas masih bisa belajar dari jarak yang jauh. Konten Penugasan Guru bisa menginput tugas melalui aplikasi ini dan nilainya dapat langsung terlihat. Penugasan dengan model pilihan ganda menjadi yang paling objektif untuk penilaian siswa. Walaupun tugas uraian juga bisa diterapkan. Guru juga bisa menentukan batasan waktu penyelesaian tugas. Mungkin 10 jam, 12 jam, atau bahkan 24 jam. Sehingga, siswa juga tetap dilatih bersikap disiplin walaupun di luar jam pelajaran sekolah. Materi Pendukung Guru bisa menginput salinan slide power point, teks materi, audio, atau bentuk materi lainnya yang bisa diunduh oleh siswa. Guru tidak perlu repot-repot lagi untuk memfotokopi materi-materi untuk siswa. Karena siswa bisa mengunduhnya sendiri melalui aplikasi. Ruang Komentar / Diskusi Siswa diberikan keleluasaan untuk berkomentar terhadap konten yang ada. Misalnya ada sebuah video tentang praktik berpidato. Maka siswa bisa berkomentar kelebihan dan kekurangan dari pidato tersebut. Siswa juga diberikan ruang untuk berdiskusi semacam forum. Forum ini akan diawasi oleh guru agar diskusi bisa sesuai dengan capaian yang diharapkan. Apresiasi / Penghargaan Siswa bisa mendapat penghargaan berupa poin jika berhasil menyelesaikan tugas ataupun keaktifannya dalam diskusi. Penghargaan yang diberikan bisa berasal dari guru ataupun siswa lain. Konsep penghargaan bisa seperti pemberian “bintang” pada aplikasi-aplikasi pelayanan online. Analisis Kinerja Aktivitas siswa di aplikasi perlu dianalisis agar terlihat perkembangan belajarnya. Mulai dari keaktifan membuka aplikasi, berkomentar atau berdiskusi, penyelesaian tugas, menonton video belajar, atau mengunduh materi-materi pendukung. Secara konsep, bisa terbayangkan mudahnya belajar, baik di dalam maupun di luar jam pelajaran. Guru bisa mengontrol aktivitas belajar siswa melalui aplikasi ini. Siswa juga bisa mengembangkan kemampuan belajarnya di luar kelas menggunakan aplikasi ini. Selain itu, ada potensi peningkatan minat belajar karena mereka belajar melalui hal yang sudah lekat dengan dirinya. Penggunaan aplikasi berbasis cloud untuk pembelajaran online setidaknya memiliki empat karakteristik, antara lain: Otonomi Pembelajar Siswa bisa memiliki konten atau keterampilan apa yang ingin mereka pelajari. Sehingga, pengetahuannya akan bertambah dan bisa menunjang pengalaman belajarnya. Interaktivitas Siswa bisa saling membantu dengan berdiskusi dengan diawasi oleh guru. Diskusi yang berjalan memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling memberikan pengetahuan. Keterbukaan Siswa secara terbuka bisa melihat penilaian yang telah dicapai. Konten yang ada di dalam aplikasi boleh diakses, artinya tidak ada batasan untuk siswa dalam menambah informasi. Keragaman Konten di dalam aplikasi harus beragam dan menarik untuk menarik minat siswa. Konten-konten yang ada juga disesuaikan tingkat pengetahuannya. Baik tingkat kelas atau tingkat pengetahuan taksonomi bloom. Pembelajaran online menjadi tantangan bagi sekolah untuk menghidupkan suasana pembelajaran pada era digital. Kita tidak bisa menolak kehadiran era digital, jadi kita harus memanfaatkannya untuk sarana pengembangan pendidikan di Indonesia. Untuk membuat aplikasi berbasis cloud, sekolah bisa bermitra dengan perusahaan atau ahli-ahli aplikasi. Pemerintah juga harus bisa mendukung sekolah yang berusaha menerapkan aplikasi ini. Guru harus siap untuk mengembangkan kemampuannya dalam penggunaan teknologi informasi. Orangtua siswa juga harus mendukung sekolah agar penerapan pembelajaran online bisa terlaksana dengan baik. Jika semua komponen pendidikan bisa saling membantu, maka akan terwujud pembelajaran online di seluruh sekolah di Indonesia. Pendidikan Indonesia juga bisa bersaing dengan negara-negara yang pendidikannya dikenal maju dan banyak menjadi model pendidikan negara lain. *Penulis adalah Achmad Abimubarok Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana UHAMKA

Comment