Opini
Minggu 03 Mei 2020 | 13:32 WIB
Laporan: Dr. Muhammad Fahmi Akbar
Akhir dari Episode

Setelah pandemic ini berlalu akan banyak cerita, kenangan, bahkan keyakinan yang muncul. Semuanya bertema tentang apa yang dilihat, didengar, dan dilakukan mengadapi virus corona. Ada kelompok yang jumawa mengatakan, "Apa yang terjadi kemarin hanya bualan dan rekayasa saja agar kita semua sengsara." Kemudian argumentasi disampaikan dengan meyakinkan bahwa tanpa jaga jarak, cuci tangan, dan mamakai masker, dirinya tetap hidup sampai sekarang.
Tidak jarang mereka mencaci-maki kebodohan sebagian orang yang termakan bualan tersebut. Adapun kematian, menurut mereka adalah takdir Allah yang akan terjadi walau tanpa ada musibah ini.
Inilah yang disinyalir Rasullah, "Kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia." (H.R.Muslim no.2749)
Kelompok kedua hadir dengan kegembiraan yang meluap-luap setelah sebelumnya menderita kecemasan yang luar biasa. Kemudian dengan percaya diri mengabarkan keberhasilannya selamat dari musibah tersebut.
Itu semua disebabkan karena tindakannya. Kemanapun dia pergi selalu mengenakan masker, membeli APD, dan memborong handsanitizer. Kelompok ini sangat divensif dengan melakukan lockdown tanpa memperdulikan tetangga yang tidak mampu.
Keselamatan, menurut mereka akan terjadi bila kita mampu mengantisipasi dengan menghindari takdir buruk untuk dirinya sendiri (Q.S al Haj: 11)
Kelompok ketiga hadir dengan rasa syukur yang mendalam. Karena musibah ini berhasil meningkatkan iman dan persaudaraan dengan sesama. Kelompok ini menyadari tidak akan ada musibah tanpa ijin dari Allah. (Q.S At Taubah: 51).
Semua itu dihadirkan untuk menguji kekuatan makhluk-Nya. Terbuktikah imannya atau hanya lipstik belaka? Setelah musibah ini berlalu akan ada kesadaran akan pentingnya kerjasama, optimisme, dan belajar memperbaiki kekurangan. Kelompok ini tidak akan bercerita tentang peristiwa yang dilaluinya kecuali dengan harapan orang lain dapat lebih baik dari dirinya.
Dari tiga kelompok ini, kita akan tergolong salah satunya. Padahal Allah hanya ingin melihat prilaku hamba-Nya. Apakah termasuk orang yang sombong, acuh, atau peduli? Semoga peristiwa ini menjadi pelajaran berharga untuk lebih menghargai hidup dan beramal lebih baik.
------@@@@@@--------
Jakarta, 3 Mei 2020
#tetapdirumah
#selaluproduktif
#doatiadahenti
Penulis adalah Pengurus Majelis Dikdasmen PWM DKI
Comment